MATERI 14 – MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI

Nama                              : Tia Tiara

NPM                                : 0218123013

Perguruan Tinggi         : Universitas Widyatama

Fakultas / Jurusan        : Fakultas Bisnis dan Manajemen / Manajemen

Mata Kuliah                  : Manajemen Proyek

Dosen Pengampu        : Iis Rostiawati S.E., M.M

Materi 14                       : Manajemen Teknologi Informasi

Manajemen Teknologi Informasi

Manajemen Teknologi Informasi

Bidang manajemen yang mengelola sumber daya teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Tugas manajer

  • Menerapkan software baru , hardware, dan sistem data
  • Menentukan kebutuhan bisnis pada sistem TI
  • Memberikan bantuan teknis
  • Mengontrol sistem dan keamanan jaringan
  • Memonitor keselamatan dan kepatuhan
  • Mengelola anggaran dan biaya IT

Pentingnya Suatu Manajemen Informasi

Teknologi informasi mencakup seluruh aktivitas kegiatan usaha berupa otomatis prosesing data dan konektivitas jaringan membuka pintu yang sebelumnya tak terbayangkan terkait kapabilitas dan efisiensi.

TI Project Management

cara yang dilakukan untuk mengelola sumber daya (manusia, data dan anggaran) untuk mencapai tujuan yang ditentukan yaitu proyek sistem informasi/teknologi informasi.

Tujuan Manajemen Proyek TI

  • Tujuan Manajemen Proyek, tujuan manajemen proyek TI mencakup empat komponen yaitu ruang lingkup, biaya, kualitas dan waktu.
  • Proses manajemen proyek, manajemen proyek TI mengacu pada fase-fase pelaksanaan proyek yang mencakup  fase inisiasi proyek, perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, pengendalian proyek dan penyerahan proyek.
  • Pengetahuan manajemen proyek. Area pengetahuan (Knowledge area) yang diperlukan dalam mengelola sebuah proyek, terdapat delapan aspek pengetahuan yaitu manajemen ruang lingkup, manajemen kualitas, manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen komunikasi, manajemen sumberdaya manusia, manajemen resiko dan manajemen pengadaan.

Jenis – Jenis Proyek pengadaan solusi teknologi informasi di Indonesia

  • Infrastruktur
  • In-House Custom Development
  • Software

TI Project Life Cycle

  • Siklus hidup prediktif
  • Siklus hidup berulang
  • Siklus hidup adaptif

Project Management Information

Pengertian managemen :

Manajemen dapat diartikan sebagai proses memanfaatkan berbagai sumberdaya yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan.

Pengertian informasi :

Informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang.

Manajemen Informasi adalah pengumpulan, penyimpanan, sosialisasi, pengarsipan dan penghancuran informasi.

Tujuan :

  • Mendapatkan data secara akurat dan konsisten
  • Menghasilkan informasi yang berguna dari data mentah
  • Menyimpan informasi secara aman dan dapat diakses selama masa manfaatnya
  • Mendukung komunikasi dan mengambil keputusan secara efektif

Manajemen proyek sistem informasi

  • Manajemen proyek sistem informasi sering disingkat juga sebagai MPSI adalah kerangka kerja atau inisiatif yang mengukur tingkat keberhasilan proyek. MPSI juga memberikan informasi yang diperlukan untuk memantau dan mengendalikan proyek.
  • Menurut Raymond Mcleod. JR. (2008) “Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu sistem berbasis komputer yang membuat informasi tersedia bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan serupa”.
  • Sebuah sistem informasi manajemen proyek (PMIS) dapat menjadi kerangka kerja untuk memandu kemajuan proyek dan membantu untuk meningkatkan tingkat keberhasilannya.

Beberapa perbedaan karakteristik proyek sistem informasi dibandingkan dengan proyek bidang lain adalah sebagai berikut :

  • Memiliki tujuan untuk menghasilkan produk yang bersifat intangible (tidak dapat diraba/perkirakan, tidak dapat dinyatakan secara jelas) seperti perangkat lunak, database, jaringan yang sulit untuk mengukur nilai manfaat dari produk tersebut.
  • Melibatkan teknologi yang sangat cepat usang, karena perkembangan yang sangat cepat.
  • Membutuhkan beragam sumber daya manusia dengan keahlian dan kompetensi yang beragam
  • Ukuran yang dijadikan standar sulit dibakukan, karena sulit mengukur kualitas yang dimengerti berbagai pihak secara seragam. Kebijakan Sistem Kebijakan untuk mengembangkan sistem informasi

Penerapan Manajemen Proyek Sistem Informasi

Basis Data Risiko

  • Setiap risiko perlu ada data mengenai perkiraan probabilitas, preventif / tindakan korektif dilaksanakan, data aktual kejadian dan efektivitas tindakan.
  • Data tentang risiko yang berbeda-beda pada proyek yang sudah selesai secara sistematis dikumpulkan dan disimpan dalam data base.

Basis Data Paket Pekerjaan

Dalam paket pekerjaan biasanya berisi deskripsi dan spesifikasi, hasil estimasi usaha, sesuai perubahan atau klaim usaha yang sebenarnya. Serupa dengan data base risiko, data base paket pekerjaan menyimpan data aktual proyek yang sudah selesai.

Basis Data Perubahan dan Klaim

Penerapan ketiga dari MPSI adalah data base yang berisi semua perubahan besar (perubahan permintaan dan perintah perubahan) dan / atau klaim yang tidak secara langsung sesuai dengan paket pekerjaan masing-masing, tetapi signifikan untuk hasil proyek.

Manfaat Manajemen Proyek Sistem Informasi

MPSI memungkinkan tim proyek untuk menentukan berbagai hal seperti waktu, uang, sumber daya dan melihat apakah mereka dapat menemukan alasan mengapa ini terjadi.

Selain itu juga MPSI dapat membantu para pemimpin proyek untuk menilai dampak pada proyek dari risiko masa depan yang disebabkan oleh waktu dan biaya berlebih, dan juga untuk memastikan bahwa kualitas proyek tidak buruk. Ini akan membantu tim untuk memahami bagian-bagian dari proyek yang memerlukan revisi pedoman dan bagaimana mereka harus melaksanakan.

Faktor Keberhasilan Manajemen Proyek Sistem Informasi

Dukungan dari Manajemen Atas

  • Karena bekerja dalam tingkat koordinasi atas dan bawah, sangat penting apa yang kita lakukan didukung penuh oleh atasan. Hal ini menjadi suatu keharusan mutlak untuk keberhasilan manajemen proyek.
  • Dukungan yang dimaksud pun tidak hanya sekali, melainkan teratur dan terlihat. Artinya ada timbal balik ataupun tanggapan dari manajemen atas terhadap apa yang sedang dikerjakan.

Quality Control

  • Tim manajemen sistem informasi harus mengatur dan menerapkan kriteria kualitas yang ketat, secara berkala oleh manajer proyek yang berpengalaman, dari apa yang harus masuk ke dalamnya dan apa yang tidak cocok.
  • Dalam kasus sistem pencarian teks lengkap, menghitung jumlah download oleh pengguna yang berbeda per entri bisa menjadi indikator yang baik dari relevansi.
  • Kriteria numerik lainnya untuk fungsi pencarian bisa menjadi volume setiap entri (dalam hal proyek yang sesuai, paket pekerjaan, nilai risiko, perubahan atau klaim, dll).

Pembaruan Rutin dan Sering

Informasi yang tersimpan harus up to date. Konten yang teratur, jelas dan update akan meningkatkan daya tarik dari keseluruhan sistem.

Mudah Digunakan

Seluruh sistem harus mudah digunakan, dalam hal men-download dan mengirimkan informasi. Selain itu akses ke sistem harus semudah mungkin. Sehingga informasi yang ada dapat dimanfaatkan dengan mudah.

Penghargaan untuk Setiap Kontribusi

Imbalan atau insentif bagi kontribusi untuk manajemen proyek sistem informasi adalah cara lain untuk meningkatkan atau menjaga nilai lebih.

Metodologi Manajemen Sistem Informasi

Metodologi The Traditional Approach

disebut juga Pendekatan Konvensional (conventionalapproach) atau Pendekatan Klasik (classicalapproach).Metodologi ini  mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan-tahapan pada System Life Cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa pengpengembangan akan berhasil bila mengikuti tahapan pada System Life Cycle.

Permasalahan-permasalahan yang dapat timbul pada Pendekatan Klasik adalah  sebagai berikut:

  • Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit
  • Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi mahal
  • Kemungkinan kesalahan sistem besar Pendekatan klasik tidak menyediakan kepada analis sistem cara untuk melakukan pengetesan sistem, sehingga kemungkinan kesalahankesalahan sistem akan menjadi lebih besar.
  • Keberhasilan sistem kurang terjamin

Metodologi Rational UnifiedProcess

RationalUnifiedProcess (RUP) merupakan suatu metode rekayasa perangkat lunak yang  dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai bestpractises yang terdapat dalam industri pengembangan perangkat lunak. Ciri utama metode ini adalah menggunakan use-casedriven dan pendekatan iteratif untuk siklus pengembangan perankat lunak. Gambar dibawah menunjukkan secara keseluruhan arsitektur yang dimiliki RUP.

Fase RUP

  • Inception/insepsi
  • Elaboration/elaborasi
  • Construction/konstruksi
  • Transition/transisi

Metodologi Critical Chain

CriticalChain Project Management adalah turunan dari manajemen CPM  (CriticalPathManagement).

CriticalChain Project Management atau dikenal juga sebagai Metode
Rantai Kritis adalah metode perencanaan dan pengolahan proyek yang menekankan pada sumber daya ( sik dan manusia ) yang diperlukan dalam rangka melakukan tugas-tugas proyek.

 

DAFTAR PUSTAKA

Susanta,edhy,2012, “Sistem Informasi Manajemen” .

Tantro,Rudy,2012,”Manajemen Proyek Sistem Informasi”,Andi:Yogyakarta.

Ferdiana,Ridi,2016,”Dasar Dasar Manajemen Proyek Teknologi Informasi”, Teknosains.

MATERI 13 – RESEARCH AND DEVELOPMENT PROJECT

Nama                              : Tia Tiara

NPM                                : 0218123013

Perguruan Tinggi         : Universitas Widyatama

Fakultas / Jurusan        : Fakultas Bisnis dan Manajemen / Manajemen

Mata Kuliah                  : Manajemen Proyek

Dosen Pengampu        : Iis Rostiawati S.E., M.M

Materi 13                        : Research and Development Project

Research and Development Project

DEFINISI

  • Penelitian Pengembangan atau research and development (R&D) adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktik (Sukmadinata, 2009).
  • Penelitian Pengembangan juga didefinisikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabakan (Sujadi, 2003:164).
  • Proyek Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan atas suatu fenomena yang muncul di masyarakat, kemudian dikembangkan sedemikian rupa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proyek ini dapat berupa proyek yang meningkatkan dan memperbaiki mutu produk.
  • Kegiatan utama pada proyek ini adalah melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka menghasilkan produk tertentu. Proses pelaksanaan serta lingkup kerja yang dilakukan sering mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan tujuan akhir proyek.
  • Tujuan proyek dapat berupa memperbaiki atau meningkatkan produk, pelayanan atau metode produksi.

Prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall

  1. Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan
  2. Mengembangkan produk awal
  3. Validasi ahli dan revisi
  4. Ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk
  5. Uji coba lapangan skala besar dan produk akhir

Jenis-jenis research and development project

1. Proyek yang berorientasi pada produk atau proses baru

  1. Peningkatan produk atau teknologi

  1. Penciptaan atau pengembangan produk platform teknologi baru

Langkah-langkah proyek research and development

  1. Penelitian dan Pengumpulan Data (Research & Information Collecting)
  2. Perencanaan Penelitian (Planning)
  3. Pengembangan Desain (Develop Preliminary of Product)
  4. Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary Field Testing)
  5. Merivisi Hasil Uji Coba (Main Product Revision)
  6. Uji Coba Lapangan (Main Field Testing)
  7. Revisi Hasil Uji Lapangan (Operational Product Revision)
  8. Uji Kelayakan (Operational Field Testing)
  9. Revisi Produk Akhir (Final Product Revision)
  10. Diseminasi dan Implementasi Produk (Dissemination and Implementation)

Perencanaan penelitian dan pengembangan proyek

Kegiatan-kegiatan yang meliputi perumusan tujuan penelitian, memperkirakan hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian, perumusan kualifikasi peneliti dan bentuk partisipasinya dalam penelitian

Tahap-tahap perencanaan research and development

A. Penyiapan rencana proyek secara detail

1.Jadwal pekerjaan

2.Anggaran dan sistim pengendalian biaya

3.Work Breakdown Structure secara rinci

4.Bagian-bagian yang beresiko tinggi dan sulit serta rencana antisipatif untuk mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi

5.Rencana sumberdaya manusia dan penggunaannya

6.Rencana pengujian hasil proyek

7.Rencana dokumentasi

8.Rencana peninjauan pekerjaan

9.Rencana pelaksanaan hasil proyek

B. Penentuan spesifikasi proyek secara rinci

  1. Spesifikasi kebutuhan user.

Spesifikasi ini akan berhubungan dengan hasil yang diinginkan oleh user secara umum. Spesifikasi kebutuhan user akan menentukan apakah hasil proyek dapat diterima atau tidak.

  1. Spesifikasi kebutuhan proyek

Spesifikasi kebutuhan proyek merupakan terjemahan teknis dari kebutuhan user. Terjemahan ini bisa dalam bentuk, ukuran, kapasitas, kecepatan, dll.

Faktor-faktor risiko dalam proyek

  1. Faktor bahan (material)
  2. Faktor peralatan (equipment)
  3. Faktor keuangan (financing)
  4. Faktor lingkungan dan masyarakat (environment)
  5. Faktor tenaga kerja (man power)
  6. Faktor perencanaan
  7. Faktor manajemen

Pengelolaan risiko perubahan teknologi

  • Berdasarkan teknologi risiko proyek akan meningkat jika tim proyek dan staf sistem informasi tidak memiliki keahlian teknis yang dibutuhkan. Jika tim tidak mengenal perangkat keras, perangkat lunak sistem, perangkat lunak aplikasi, atau sistem manajemen basis data yang diusulkan untuk proyek ini, kemungkinan besar proyek akan mengalami masalah teknis atau memerlukan lebih banyak waktu untuk menyelesaikannya karena kebutuhan untuk menguasai keterampilan baru.

 

Daftar pustaka

Mikulskiene, B. 2014. Research and Development Project Management. Vilnius: Mykolas Romeris University.
Utami, E., Istiyanto, J.E., Raharjo, S. 2007. Metodologi Penelitian pada Ilmu Komputer. Jurnal Ilmu Komputer, Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007) Yogyakarta.
Laudon, Kenneth.C dan Jane P.Laudon.2014.Management Information System:Managing the digital firm (Thieteenth Edition)
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol.2.No.3,September 2014

MANAJEMEN PROJECT – MATERI 12

Nama                              : Tia Tiara

NPM                                : 0218123013

Perguruan Tinggi         : Universitas Widyatama

Fakultas / Jurusan        : Fakultas Bisnis dan Manajemen / Manajemen

Mata Kuliah                  : Manajemen Proyek

Dosen Pengampu        : Iis Rostiawati S.E., M.M

Materi 12

MATERI PERTEMUAN 12

Dalam pertemuan hari ini, kelompk kami akan menjelaskan mengenai materi di bawah ini:

  1. Project Control (Pengendalian Proyek),
  2. Line Balancing (Keseimbangan Lintasan),
  3. Kriteria Pengendalian, dan
  4. Melaporkan Kemajuan Proyek.

PROJECT CONTROL

Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar menganalisa kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.

Project Balancing atau Pengendalian Proyek adalah suatu kegiatan pengawasan/monitoring suatu proyek agar proyek tetap berjalan dalam batas waktu, biaya dan performan yang ditetapkan dalam rencana.

PERBEDAAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

  • Perencanaan berkonsentrasi pada penetapan arah dan tujuan, pengalokasian sumber daya, pengantisipasian masalah, pemberian motivasi kepada partisipan untuk mencapai tujuan
  • Sedangkan pengendalian berkonsentrasi pada pengendalian pekerjaan ke arah tujuan, penggunaan sumberdaya secara efektif, perbaikan/koreksi, dan pemberi imbalan pencapaian tujuan.

TIGA LANGKAH PROSES PENGENDALIAN PROYEK

  • Menentukan Standar Performansi

Misalnya sepdifikasi teknis, biaya yang dianggarkan, jadwal atau kebutuhan sumberdaya

  • Membandingkan Performan

Membangdingkan performan aktual dengan performan standard

  • Koreksi Penyebab

Melakukan tindakan koreksi terhadap penyebab terjadinya perbedaan performansi aktual terhadap performansi standard.

MONITORING INFORMASI

Untuk kepentingan pengendalian, diperlukan informasi yang tepat waktu dan akurat mengenai pekerjaan yang sedang berjalan. Agar dapat menyediakan informasi yang tepat waktu dan akurat, perusahaan memerlukan sistem informasi yang baik. Berikut beberapa sistem informasi terkait proyek:

  • Sistem Akuntansi Biaya Proyek (Project Cost Accounting System/ PCAS)
  • Sistem Informasi Manajemen Proyek

Sistem Akuntansi Biaya Proyek (Project Cost Accounting System/ PCAS)

PCAS adalah suatu struktur dan metodologi, bisa manual atau komputerisasi, yang memungkinkan dilakukannya perencanaan, dan  pengendalian biaya proyek

Sistem Informasi Manajemen Proyek

Sistem ini merupakan sistem yang bisa manual atau terkomperisasi, yang dimaksudkan untuk penyediaan kebutuhan informasi yang tepat waktu, akurat, sesuai kebutuhan bagi pembuatan keputusan manajemen

DUA JENIS PENGENDALIAN PROYEK

  • Pengendalian Internal

Pengendalian yang mengacu pada tindakan pengendalian yang didasarkan pada standard yang berasal dari sistem kontraktor sendiri.

  • Pengendalian Eksternal

Pengendalian yang didasarkan pada prosedur tambahan yang ditetapkan pihak klien atau user.

ALAT UKUR PERFORMANSI PROYEK

Analisis Biaya Dan Jadwal

  • BCWS (Budgeted Cost of Work Scheduled). Yaitu ukuran yang menyatakan besarnya biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang dijadwalkan dan ditetapkan dalam anggaran.
  • ACWP (Actual Cost of Work Performed). Yaitu ukuran yang menyatakan pengeluaran aktual dari pekerjaan yang sudah dikerjakan sampai waktu tertentu.
  • BCWP (Budgeted Cost of Work Performed). Yaitu ukuran yang menyatakan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan yang sudah dikerjakan. Ukuran ini disebut juga Earned Value.
  • Cost Variance (CV). Merupakan selisih antara biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang sudah dikerjakan (BCWP) dengan biaya aktual untuk pekerjaan yang sudah dikerjakan (ACWP) atau CV = BCWP – ACWP Besaran ini menunjukkan seberapa besar biaya aktual melebihi biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang sudah dikerjakan. Bila CV bernilai negatif maka dari segi biaya performance pekerjaan tersebut kurang bagus.
  • Schedule Variance (SV). Merupakan selisih biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang sudah dilaksanakan (BCWP) dengan biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang dijadwalkan (BCWS) atau SV = BCWP – BCWS
  • Time Variance (TV). Merupakan selisih antara waktu saat pelaporan atau status date (SD) dan waktu ketika BCWS = BCWP atau Budgeted Cost At Status Date (BCSD).
  • Cost Performance Index (CPI). Merupakan perbandingan antara biaya yang dianggarkan dengan biaya aktual CPI = BCWP/ ACWP.
  • Schedule Performan Index (SPI). Merupakan perbandingan biaya pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan biaya pekerjaan yang dijadwalkan pada periode tertentu. SPI = BCWP/ BCWS. Bila nilai CPI dan SPI lebih besar dari 1 maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan lebih cepat dari yang direncanakan dengan biaya yang lebih kecil dri yang dianggarkan.

Analisis Teknis

  • Analisis teknis terkait dengan spesifikasi teknis. Analisis ini untuk melihat apakah hasil proyek memenuhi persyaratan teknis yang dimintai ataukah tidak. Analisis ini biasanya berupa pembandingan ukuran, kecepatan, kapasitas, kekuatan produk dsb.

MASALAH-MASALAH DALAM PENGENDALIAN PROYEK

  • Hanya menekankan pada satu faktor dan mengabaikan faktor lain. Misalnya pengendalian hanya menekankan pada waktor biaya sementara faktor  performansi diabaikan.
  • Prosedur pengendalian tidak diterima oleh staff karena kurang memahami arti penting pengendalian
  • Terjadinya pelaporan informasi yang kurang akurat
  • Para manajer terlibat dalam beberapa proyek yang menyebabkan terabaikannya salah satu proyek.
  • Kesalahan mekanisme dan pelaporan akuntansiManajer tidak tegas terhadap isu-isu kontroversial dan menganggap masalah akan selesi dengan sendirinya sejalan dengan berlalunya waktu.

LINE BALANCING

Line Balancing atau Keseimbangan Lintasan adalah suatu analisis yang mencoba melakukan suatu perhitungan keseimbangan hasil produksi dengan membagi beban antar proses secara berimbang sehingga tidak ada proses yang idle (diam) akibat terlalu lama menunggu keluarnya peroduk dari proses yang sebelumnya.

TUJUAN KESEIMBANGAN LINTASAN

  • Tujuan utama dalam menyusun Line Balancing adalah untuk membentuk dan menyeimbangkan beban kerja yang dialokasikan pada tiap-tiap stasiun kerja.
  • Jika tidak dilakukan keseimbangan seperti ini maka akan mengakibatkan ketidakefisienan kerja di beberapa stasiun kerja, dimana antara stasiun kerja yang satu dengan stasiun kerja yang lain memiliki beban kerja yang tidak seimbang.

TIGA MASUKAN KESEIMBANGAN LINTASAN

  • Precedence Diagram

Suatu jaringan kerja (terdiri atas rangkaian simpul dan anak panah) yang menggambarkan urutan perakitan serta ketergantungan pada operasi kerja lainnya yang tujuannya mempermudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkait di dalamnya.

  • Data Waktu Baku

Data waktu baku pekerjaan tiap operasi, yang diturunkan dari perhitungan waktu baku pekerjaan operasi perakitan.

  • Kecepatan Lintasan

Kecepatan lintasan yang diinginkan (waktu siklus / CT).

3 METODE DASAR KESEIMBANGAN LINTAS PERAKITAN

  • Metode matematis
  • Metode probabilistik
  • Metode heuristik

KRITERIA PENGENDALIAN

KRITERIA-KRITERIA UTAMA PENGENDALIAN ADALAH BAHWA SISTEM SEHARUS­NYA

  • Mengawasi kegiatan-kegiatan yang benar
  • Tepat waktu dengan biaya yang efektif
  • Tepat – akurat
  • Dapat diterima oleh yang bersangkutan

MELAPORKAN KEMAJUAN PROYEK

Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari awal hingga akhir pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini berguna untuk mengetahui kemajuan pekerjaan proyek tersebut. Laporan kemajuan proyek dapat berupa laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.

LAPORAN HARIAN

Dalam laporan ini tercantum semua peristiwa yang berhubungan dengan pekerjaan pada hari tersebut, diantaranya:

  • Jumlah Jumlah tenaga kerja dengan keahliannya yang bekerja pada hari itu serta jumlah jam kerjanya.
  • Jenis pekerjaan yang dikerjakan pada hari tersebut.
  • Jenis dan jumlah bahan bangunan yang datang pada hari tersebut.
  • Jenis dan jumlah peralatan pekerjaan yang digunakan
  • Hal – hal yang mempengaruhi pekerjaan, misalnya hujan, gangguan listrik dan lain – lain.
  • Intruksi yang diberikan dan pekerjaan yang diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
  • Catatan hal – hal yang penting selama pelaksanaan pekerjaan.

LAPORAN MINGGUAN

  • Sebelum membuat laporan mingguan proyek, terlebih dahulu dibuat laporan harian proyek yang merupakan laporan per hari mengenai pekerjaan yang sedang dilaksanakan, dari ) laporan harian proyek tersebut maka dapat dibuat rekap selama satu minggu kerja dalam bentuk laporan mingguan.
  • Jumlah Jumlah tenaga kerja dengan keahliannya yang bekerja pada hari itu serta jumlah jam kerjanya.

LAPORAN MINGGUAN

  • Dalam laporan mingguan, tercantum secara garis besar apa yang terjadi setiap hari pada minggu tersebut. Dilaporkan pula peristiwa yang berhubungan dengan pekerjaan, yaitu jumlah tenaga kerja yang digunakan di lokasi pekerjaan (ada atau tidaknya penambahan atau pengurangann pada minggu tersebut).
  • Jumlah bahan yang terpakai dari yang dipesan pada minggu tersebut.
  • Perintah pekerjaan, jenis pekerjaan, peringatan – peringatan, evaluasi dari Konsultan Pengawas terhadap jalannya pembanguan proyek.
  • Catatan dari Konsultan Pengawas tentang, bobot pekerjaan yang telah dilaksanakan sampai dengan minggu itu, disertai peringatan jika ada keterlambatan

LAPORAN MINGGUAN

  • Laporan mingguan perlu dilakukan sebagai laporan kemajuan fisik pekerjaan selama seminggu waktu pelaksanaan. Laporan mingguan ini disusun berdasarkan laporan harian. Pada laporan ini perlu diketahui:
  • Jumlah tenaga kerja dan kualitas pekerjaan tiap minggu.
  • Kemajuan pekerjaan tiap minggu.
  • Rekapitulasi biaya laporan mingguan kemajuan pekerjaan, dilaporakn pula kemajuan realisasi pekerjaan mingguan terhadap rencana mingguan yang dapat dilihat pada Time Schedule, berdasarkan ini dapat diketahui kemajuan pekerjaan mingguan, terlambat atau tidaknya pekerjaan berdasarkan Time Schedule.

LAPORAN MINGGUAN

Masing-masing perusahaan kontraktor atau konsultan pengawas biasanya mempunyai starandar formulir laporan minggunan tersendiri untuk digunakan disetiap pekerjaan proyek. dari laporan mingguan proyek ini kemudian dibuat rekap dalam bentuk bulan selama 1 bulan penuh.

LAPORAN BULANAN

Pada setiap akhir bulan dibuat evaluasi kemajuan pekerjaan berdasarkan laporan mingguan. Laporan bulanan ini berisikan hal-hal yang dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan. Keterlambatan karena gangguan cuaca atau masalah-masalah lainnya dan tindakan yang diambil sebagai upaya penanganan masalah tersebut. Laporan bulanan ini dibuat sebagai.pertanggung jawaban dari Konsultan Pengawas terhadap kondisi fisik pelaksanaan konstruksi setiap bulan selama pelaksanaan, berikut proses – proses yang mendukung dan membatasinya. Prestasi kemajuan fisik yang dilaporkan dalam laporan bulanan, digunakan sebagai acuan untuk penagihan bulanan. Laporan bulanan biasanya dilengkapi dengan foto-foto yang berfungsi sebagai dokumentasi proyek.

 

DAFTAR PUSTAKA

https://sites.google.com/site/operasiproduksi/pengendalian-proyek

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01166-TI%20Bab2001.pdf

https://www.academia.edu/12158029/MEKANISME_LAPORAN_KEMAJUAN_PEKERJAAN_PROYEK

MATERI 11 – LIFE CYCLE COSTING

Nama                              : Tia Tiara

NPM                                : 0218123013

Perguruan Tinggi         : Universitas Widyatama

Fakultas / Jurusan        : Fakultas Bisnis dan Manajemen / Manajemen

Mata Kuliah                  : Manajemen Proyek

Dosen Pengampu        : Iis Rostiawati S.E., M.M

Materi 11                        : Life Cycle Costing

Layout Cycle Costing

Definisi Life Cycle Costing

Life cycle costing, LCC, adalah proses analisis ekonomi untuk menilai total biaya kepemilikan suatu produk, termasuk biaya pemasangan, operasi, pemeliharaan, konversi, dan / atau penonaktifan.

  • Menurut Fuller dan Petersen (1996), Life Cycle Cost (LCC) adalah suatu metode ekonomi dalam mengevaluasi proyek atas semua biaya yang timbul mulai dari tahap pengelolaan, pengoperasian, pemeliha- raan, dan pembuangan suatu komponen dari sebuah proyek, dimana hal ini dijadikan pertimbangan yang begitu penting untuk mengambil suatu keputusan
  • Menurut Barringer dan Weber (1996), Life Cycle Cost (LCC) adalah suatu konsep pemodelan perhitungan biaya dari tahap permulaan sampai pembongkaran suatu asset dari sebuah proyek sebagai alat untuk mengambil keputusan atas sebuah studi analisis dan perhitungan dari total biaya yang ada selama siklus hidupnya.

Pentingnya LCC

  1. Untuk meningkatkan kesadaran biaya.
  2. Seluruh biaya hidup evaluasi. LCC memungkinkan evaluasi pilihan bersaing berdasarkan seluruh biaya hidup.
  3. Memaksimalkan pendapatan. Memahami prosedur untuk menerapkan LCC termasuk pengembangan Biaya Siklus Hidup model untuk berbagai aplikasi.
  4. Memahami latar belakang teoritis nilai waktu uang dan analisis risiko serta dampaknya terhadap proses pengambilan keputusan

LCC untuk Supplier

  1. Dengan menggunakan LCC, Supplier dapat mengoptimalkan desain mereka dengan mengevaluasi alternatif dan dengan melakukan studi trade-off.
  2. Dengan menggunakan LCC, Supplier dapat mengevaluasi berbagai strategi biaya operasi dan pemeliharaan (untuk membantu pengguna produk).

LCC untuk Customer

  1. Dengan menggunakan LCC, pelanggan dapat mengevaluasi dan membandingkan produk-produk alternatif.
  2. Dengan menggunakan LCC, pelanggan dapat menilai kelayakan ekonomi proyek atau produk.

Kenapa LCC?

  1. Konflik yang umum terjadi di sebagian besar perusahaan:
  2. Project Engineering ingin meminimalkan biaya modal
  3. Maintenance Engineering ingin meminimalkan jam perbaikan
  4. Produksi ingin memaksimalkan jam operasi
  5. Realibility Engineering ingin membatalkan kegagalan
  6. Akuntansi ingin memaksimalkan nilai sekarang bersih proyek
  7. Pemegang saham ingin meningkatkan kekayaan pemegang saham
  8. LCC dapat digunakan sebagai alat keputusan manajemen untuk menyinkronkan konflik divisi dengan memfokuskan pada fakta, uang, dan waktu.

Komponen Biaya

  1. Biaya Awal
  • Desain & biaya pengembangan,
  • Investasi pada aset, atau biaya peralatan,
  • Biaya pemasangan atau komisi

2. Biaya Operasi dan Pemeliharaan

  • Biaya tenaga kerja / Gaji Karyawan
  • Biaya energi (Listrik,Air)
  • Biaya cadangan & perawatan,
  • Biaya bahan baku.

Langkah Menghitung LCC

  • Langkah 1: Tentukan waktu untuk setiap elemen biaya,
  • Langkah 2: Perkirakan nilai setiap elemen biaya,
  • Langkah 3: Hitung NPV dari setiap elemen, untuk setiap tahun (selama periode waktunya),
  • Langkah 4: Hitung LCC dengan menambahkan semua elemen biaya, setiap tahun,
  • Langkah 5: Analisis hasilnya.

Estimasi LCC (Contoh)

  1. Sebuah toko pengecoran yang sangat produktif memiliki satu mesin pembuat inti yang dioperasikan dengan robot yang canggih (dibuat di Italia).
  2. Karena meningkatnya permintaan pengecoran, toko pengecoran ingin memasang satu mesin pembuat inti baru.
  3. Untuk mesin baru, ada dua opsi:Mesin robot canggih yang serupa, atau Mesin semi otomatis.

Option 1

Biaya Awal

Option 1

Operation & Maintenance Cost

Option 1

Perhitungan LCC

Dalam perhitungan sebelumnya, nilai OC yang diharapkan di masa depan di semua tahun adalah sama, yaitu 34,6 Juta INR. Nilai yang diharapkan ini bisa berbeda untuk tahun yang berbeda juga.

Option 2

Elemen biaya yang berbeda untuk opsi 2 (yaitu mesin semi-otomatis) telah diperkirakan dan perhitungan final untuk LCC telah dilakukan.

Analisis

 

DAFTAR PUSTAKA

Asworth Allan., 1994. Perencanaan Biaya Bangunan., PT. Gramedia Pustaka Utama., Jakarta.

Barringer, Paul. H., Weber, David., 1996. “Life Cycle Cost Tutorial”, Fifth International Conference on Process Plant Reliability and Hydrocarbon Processing, Gulf Publishing Company., Texas.

Dipohusodo, I., 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi., Kanisius., Yogjakarta.

Zainal, A. Z., 2005. Analisis Bangunan: Menghitung Anggaran Biaya Bangunan., PT. Gramedia Pustaka Utama., Jakarta.

MATERI 10 – RESOURCE ALLOCATION

Nama                              : Tia Tiara

NPM                                : 0218123013

Perguruan Tinggi         : Universitas Widyatama

Fakultas / Jurusan        : Fakultas Bisnis dan Manajemen / Manajemen

Mata Kuliah                  : Manajemen Proyek

Dosen Pengampu        : Iis Rostiawati S.E., M.M

Materi 10                        : RESOURCE ALLOCATION

 

DEFINISI RESOURCE ALLOCATION

Alokasi sumber daya adalah penyerahan sumber daya yang tersedia untuk berbagai penggunaan. Dalam manajemen proyek, alokasi sumber daya atau manajemen sumber daya adalah suatu aktivitas terskedul dan sumber daya yang dibutuhkan oleh aktivitas tersebut dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya dan waktu proyek yang dibutuhkan. Pelaksanaan suatu proyek pada umumnya terdiri dari beberapa aktifitas yang membentuk jaringan kerja (network), dimana semua aktifitas tersebut memerlukan waktu, biaya dan sumber-sumber daya. Penggunaan sumber-sumber daya tersebut apabila tidak diatur alokasinya akan mengakibatkan penggunaan sumber daya yang tidak efisien atau bisa juga mempengaruhi lintasan kritis dari network yang sudah dibuat.

Pengaruh Sumber Daya Pada Perencanaan Proyek

Ada 2 faktor yang dapat dikategorikan menjadi strategi di dalam meningkatkan kualitas sumber daya pada perencaan proyek: Faktor Internal, yaitu apa yang dimiliki oleh karyawan. Faktor External, yaitu apa yang ada di luar tenaga kerja yang dapat menjadi stimulus bagi tenaga kerja.

KLASIFIKASI ALOKASI SUMBER DAYA

  1. Sumber daya tidak terbatas (Unlimited Resources Allocation) Bila tingkat kebutuhan sumber daya ? jumlah sumber daya yang ada.
  2. Sumber daya terbatas (Limited Resources Allocation) Bila tingkat kebutuhan sumber daya > jumlah sumber daya yang ada.

ATURAN PRIORITAS

KENDALA ALOKASI SUMBER DAYA

Perbedaan pendapat atau ketidakcocokan antara unsur-unsur proyek (stakeholders) dalam memenuhi kewajiban kontrak mereka, dimana konflik tersebut belum menjadi persengketaan. Metode Penanganan Konflik Ditinjau dari sudut manajerial, metode – metode penaanganan konflik antara lain (Soeharto, 2001) :

1.Memaksakan kehendak (Forcing)

2.Mencari upaya pemecahan masalah (problem solving)

3.Berdamai atau koompromi (compromise)

4.Mendinginkan suasana (smoothing)

5.Menarik diri (withdrawal)

A. Forcing

Forcing berarti memaksakan kehendak atau pandangan dari satu pihak kepada pihak lain yang sedang terlibat konflik. Artinya, pada saat forcing, ada pihak yang menang dan ada pihak yang kalah. Hal ini dapat terjadi bila pihak yang satu posisinya terlalu kuat terhadap yang lain. Selain itu, biasanya pihak yang kalah memilika ketergantungan yang bersifat prinsip terhadap pemenang

B. Problem Solving

Pemecahan masalah (problem solving) Pemecahan masalah sering juga disebut konfrontasi, karena sifatnya adalah membicarakan secara terbuka dan langsung berdialog antara pihakpihak yang terlibat. Jadi dalam hal ini, terlebih dahulu didefinisikan apa yang menjadi konflik, mencari dan mengumpulkan informasi, sebab-sebab terjadinya konflik, menganalisis berbagai alternative yang dipandang palaing baik.

C. Berdamai

Berdamai atau Kompromi berarti kedua belah pihak telah memikirkan berbagai alternative, member dan menerima, dan mencari pemecahan yang sampai batas-batas tertentu dapat diterima oleh kedua belah pihak.

D. Smoothing

Mendinginkan suasana (smoothing) Mendinginkan suasana dilakukan dengan cara menekankan aspek yang positif (dari sudut kepentingan bersama) dari bagian isu yang menjadi sumber konflik dan menomor duakan atau mengesampingkan sementara perbedaan pendapat bagian isu yang lain. Jadi, disini diusahakan menjaga agar suasana tetap bersahabat.

E. Withdrawal

Menarik diri (withdrawal) Langkah ini dapat diartikan sebagai menghindari (tidak bersedia menghadapi) terjadinya ketidak cocokan dalam saat tertentu. Hal ini bisa jadi disebabkan karena belum adanya konsep yang jelas untuk mendinginkan suasana, sambil memikirkan pendekatan lain pada waktu yang lebih baik.

 

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Soeharto, I. (2001). “Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional) Jilid 1”. Erlangga, Jakarta, 1999

Sumber Internet:

Hartono, Yuliani. 2017. Alokasi Sumber Daya (Resource Allocation).

https://docplayer.info/42085740-Alokasi-sumber-daya-resource-allocation.html [diakses 6 November 2019]

Berliana, Ruth. 2014. Faktor Internal dan Eksternal dalam Mencetak SDM yang Berkualitas.

https://www.blj.co.id/2014/08/27/faktor-internal-dan-eksternal-dalam-mencetak-sdm-yang-berkualitas/ [diakses 11 November 2019]

Susila, Herman. 2012. Metode penanganan konflik dalam pelaksanaan kontruksi Gedung di Surakarta.

https://media.neliti.com/media/publications/141986-ID-metode-penanganan-konflik-dalam-pelaksan.pdf [diakses 8 November 2019]

MATERI 9 – PROJECT BUDGETING

Nama                              : Tia Tiara

NPM                                : 0218123013

Perguruan Tinggi         : Universitas Widyatama

Fakultas / Jurusan        : Fakultas Bisnis dan Manajemen / Manajemen

Mata Kuliah                  : Manajemen Proyek

Dosen Pengampu        : Iis Rostiawati S.E., M.M

Materi 9                        : Project Budgeting

 

DEFINISI BIAYA & PENGELOLAAN BIAYA

  1. Biaya (Costadalah sumberdaya yang dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu.
  2. Biaya biasanya diukur dalam satuan moneter seperti rupiah atau dollar.
  3. Pengelolaan Biaya Proyek (Project Cost Management) adalah proses-proses yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa proyek dapat diselesaikan dengan anggaran yang telah disetujui.

PROSES PENGELOLAAN BIAYA PROYEK

  1. Estimasi Biayamengestimasi biaya dari sumber daya yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah proyek.
  2. Penentuan Anggaranmengalokasikan estimasi biaya ke detail pekerjaan, untuk kemudian diukur kinerjanya.
  3. Pengendalian BiayaMengendalikan perubahan terhadap anggaran proyek.

PRINSIP DASAR PENGELOLAAN BIAYA

  1. Profit/keuntunganPendapatan dikurangi pengeluaran.
  2. Margin Profit: rasio pendapatan terhadap profit.
  3. Siklus hidup pembiayaanTotal biaya untuk memiliki sebuah produk/layanan (total cost of ownership), atau biaya pengembangan ditambah support.
  4. Cash flow analysis: menentukan estimasi biaya dan keuntungan tahunan untuk sebuah proyek, dan cash flow yang dihasilkan.selama setahun.
  5. Tangible cost or benefits adalah biaya atau keuntungan organisasi mudah diukur dengan rupiah/dollar.
  6. Intangible cost or benefits adalah biaya atau keuntungan organisasi yang sulit diukur dengan rupiah/dollar.
  7. Direct costs adalah biaya yang langsung berelasi dengan memproduksi produk dan layanan.
  8. Indirect costs adalah biaya yang tidak langsung berelasi dengan produk atau layanan

PROSES-PROSES DALAM  MANAJEMEN BIAYA PROYEK

PROSES 1 :  ESTIMASI BIAYA

  1. Salah satu keluaran dari manajemen biaya proyek yang paling penting adalah suau perkiraan (estimasi biaya)
  2. Ada beberapa jenis perkiraan biaya dan alat bantu (tool) serta teknik yang dapat digunakan untuk membantu menyusun estimasi biaya.
  3. Adalah penting juga untuk disusun suatu rencana manajemen biaya yang menguraikan bagaimana variasi pengaturan biaya atas suatu  proyek.

Contoh Cost Estimate

PENENTUAN ANGGARAN

  1. Mengalokasikan estimasi biaya proyek ke aktifitas pekerjaan yang dilakukan.
  2. WBS dibutuhkan untuk mengalokasikan biaya, karena WBS mendefiniskan aktifitas pekerjaan.
  3. Tujuannya adalah menghasilkan cost baseline.
  4. Cost Baseline digunakan manajer untuk memonitor dan memastikan kinerja dari biaya

MENYUSUN ANGGARAN BIAYA

  1. Pernyataan cakupan proyek
  2. WBS dan penjelasannya
  3. Estimasi biaya kegiatan dan rincian  pendukungnya
  4. Jadwal proyek: digunakan untuk melakukan  agregasi biaya pada setiap periode
  5. Kalender sumber daya
  6. Kontrak: Berkaitan dengan produk atau hasil apa  saja yang telah dibeli. dan berapa biayanya

MENGENDALIKAN BIAYA

Hal-hal yang dilakukan saat mengendalikan biaya:

EARNED VALUE MANAGEMENT (EVM)

  1. EVM adalah tehnik pengukuran kinerja proyek yang mengintegrasikan ruang lingkup, waktu dan biaya.
  2. Dengan sebuah baseline (rencana awal ditambah perubahan yang telah disetujui), kita bisa menentukan seberapa baik sebuah proyek dalam memenuhi targetnya.
  3. Dengan EVM kita harus secara rutin memasukan informasi aktual.

Pengendalian Biaya

FORMULA EARNED VALUE

Contoh Perhitungan Earned Value

*Proyek direncanakan berjalan selama 1 tahun  Proyek

*sudah berjalan selama 5 bulan

Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya dapat dilakukan melalui:

  1. Dokumen perkiraan arus kas
  2. Pembayaran uang muka
  3. Pembayaran hasil pekerjaan
  4. Pekerjaan tambah kurang
  5. Penyesuaian harga
  6. Denda dan ganti rugi
  7. Kompensasi
  8. Perubahan kontrak

Ada dua faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan anggaran biaya suatu bangunan yaitu:

  • Faktor Teknis
  • Faktor Non-Teknis

Jenis Anggaran Biaya

  • Anggara biaya raba / perkiraan

Anggaran biaya raba digunakan untuk bermacam-macam maksud, tergantung untuk keperluan siapa anggaran tersebut dibuat. Anggaran biaya raba dapat pula dipakai sebagai pembanding/kontrol pada waktu menghitung anggaran biaya pasti.

Biasanya pemberi tugas, menggunakan anggaran biaya raba untuk keperluan :

  1. Perkiraan penanaman modal dan perkiraan biaya yang harus disediakan
  2. Kelayakan dari segi ekonomi bangunan/pro-yek.

Perencana, menggunakan anggaran biaya raba untuk keperluan :

  1. Sebagai bahan untuk perencanaan bangunan lebih lanjut.
  2. Untuk pemilihan alternatif perencanaan.

Kontraktor, menggunakan anggaran biaya raba untuk keperluan :

  1. Menentukan keputusan ikut tidaknya dalam pelelangan
  2. Memperkirakan modal dalam pelaksanaan pembangunan.

Cara Perhitungan Anggaran Biaya Raba

Untuk menghitung anggaran biaya terlebih dahulu perlu didata bahan yang diperlukan termasuk harga bangunan sejenis yang ada. Selanjutnya perlu ditetapkan ukuran pokok berdasarkan gambar prarencana yang akan dipakai sebagai dasar perhitungan untuk menentukan harga satuan pe-kerjaan. Yang dimaksud dengan ukuran pokok, pada umumnya tergantung dari jenis bangunan yang akan dihitung. Misalnya untuk bangunan ge-dung, yang dipakai sebagai ukuran pokok adalah luas lantai per m2, luas atap per m2.

  • Anggaran biaya pasti / definitif

Penyusunan anggaran biaya pasti berbeda dengan penyusunan anggaran biaya raba, baik mengenai bahan-bahan yang diperlukan mau-pun cara penyusunan dari anggaran tersebut. Anggaran biaya pasti harus disusun seteliti dan secermat mungkin, karena hasil yang di-\harapkan adalah harga bangunan pasti atau harga bangunan yang sebenarnya.

Bahan-Bahan yang Diperlukan untuk Penyusunan Anggaran Biaya Pasti

  1. Peraturan dan syarat-syarat.
  2. Gambar rencana/gambar bestek.
  3. Berita acara/risalah penjelasan pekerjaan (untuk bangunan yang dilelangkan).
  4. Buku analisa BOW atau lainnya.
  5. Peraturan-peraturan normalisasi yang bersangkutan.
  6. Syarat-syarat lain yang diperlukan.

Cara Menyusun Anggaran Biaya Pasti

Perhitungan yang dibuat untuk menyusun Anggaran Biaya Pasti akan menghasilkan suatu biaya/harga bangunan dan dengan biaya/harga tersebut untuk pelaksanaan. Oleh karena itu, anggaran biaya pasti harus disusun dengan teliti, rinci dan selengkap-lengkapnya.

Penyusunan Anggaran Biaya Pasti dilaksanakan dengan cara pembuatan daftar-daftar sebagai berikut:

  1. Daftar Harga Satuan Bahan (Daftar I)
  2. Daftar Harga Satuan Upah Tenaga (Daftar II).
  3. Daftar harga satuan bahan dan upah tenaga kerja pada tiap satuan pekerjaan (Daftar III).
  4. Daftar volume dan harga satuan pekerjaan (Daftar IV).
  5. Daftar rekapitulasi (Daftar V).

HARGA SATUAN PEKERJAAN

Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan perhitungan analisis. Harga satuan bahan dan upah tenaga kerja di setiap daerah berbedabeda. Dalam menghitung dan menyusun anggaran biaya suatu bangunan/proyek harus berpedoman pada harga satuan bahan dan upah tenaga kerja di pasaran dan lokasi pekerjaan.

PERSENTASE BOBOT PEKERJAAN

Yang dimaksud dengan Persentase Bobot Peker-jaan (PBP) adalah besarnya persen pekerjaan siap, dibandingkan dengan pekerjaan siap se-luruhnya. Pekerjaan siap seluruhnya dinilai 100 %.

Volume x Harga Satuan

PBP =_____________________ x  100 %

Harga Bangunan

PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN
1.  Organisasi
2.  Penerbitan Pedoman
3.  Usulan Anggaran Awal
4.  Perubahan karena Faktor Eksternal
5.  Perubahan dalam Kebijakan dan Praktek Internal
6.  Negoisasi
7.  Review dan Persetujuan
8.  Revisi Anggaran

 

 

Sumber:

Ibrahim, B. (1993). Rencana dan Estimate Real of cost. Jakarta: Bumi Aksara.

Mukomoko, J. (1985). Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan. Jakarta: GMP.

Sastraatmadja, S. (1984). Anggaran Biaya Pelaksana. Bandung: Nova.

Zainal. (1992). Analisis Bangunan Menghitung Amggaran Biaya Bangunan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Pengertian rencana anggaran biaya, diperoleh melalui situs internet: http://findadessi.blogspot.co.id/2011/ 11/pengertian-rencana-anggaran- biaya-rab.html.Diunduh pada tanggal 4 Nov 2019

https://slideplayer.info/slide/3713087/

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/Chapter_6_Manajemen_Biaya_Proyek.pdf&ved=2ahUKEwjct6-zpdflAhVPILcAHZz5CZ0QFjADegQIBBAB&usg=AOvVaw1CzqS1zQ1ZG0qzFM__xFpl

MATERI 7 – QUALITY MANAGEMENT

Nama                              : Tia Tiara

NPM                                : 0218123013

Perguruan Tinggi         : Universitas Widyatama

Fakultas / Jurusan        : Fakultas Bisnis dan Manajemen / Manajemen

Mata Kuliah                  : Manajemen Proyek

Dosen Pengampu        : Iis Rostiawati S.E., M.M

Materi 7                        : Quality Management

Definisi

Quality Management merupakan semua kegiatan dari fungsi menejemen keseluruhan yang menentukankebijakan mutu, tujuan, dan tanggung jawab, dan menerapkannya dengan menasseperti perencanaan mutu, kendali mutu, jaminan kualitas, dan peningkatankualitas dalam sistem mutu.

Manajemen kualitas yang baik adalah mengintegrasikan perhatian pada kualitas produk, fokus pada konsumen, dan orientasi pada karyawan dengan menyediakan pendekatan integral dengan isu-isu organisasi. Berdasarkan persepsi tersebut, maka manajemen kualitas didefinisikan sebagai kreasi dari sistem organisasi, dimana ketika dipergunakan oleh anggota organisasi, dapat membimbing mereka untuk meningkatkan nilai produk atau jasa kepada konsumen.

Mutu dan Pengendalian Mutu

Mutu atau kualitas (quality) memiliki definisi yang bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategis. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk, seperti performa (performance), keandalan (reliability), mudah dalam menggunakan, estetika (esthetics), dan sebagainya. Definisi strategis dari kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers).

Sedangkan pengendalian mutu menurut Ishikawa adalah mengembangkan, mendesain, memproduksi, serta memberikan jasa produk bermutu yang paling ekonomis, berguna dan selalu memuaskan bagi konsumen.

Tujuan Program Mutu

  1. Mempertahankan Mutu, menyediakan mekanisme digunakan untuk memastikan pemeliharaan mutu yang konsisten yang memuaskan konsumen.
  2. Mengumpulkan Informasi, mengumpulkan informasi dan data dapat dijadikan saran agar setiap unit operasi dalam proses pengolahan berjalan efektif dan efisien
  3. Memenuhi Persyaratan, pengendalian mutu yang baik memungkinkan pembuatan proyek dapat memenuhi bermacam persyaratan sehingga produknya dapat diterima.

Langkah Pengendalian Mutu

  1. Perencanaan Mutu, dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap kebutuhhan konsumen, kemudian dibuatlah rancangan proyek yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan rancangan proses pembuatan proyek sesuai dngan rancangan proyek.
  2. Pengendalian Mutu, pada tahap ini dilakukan identifikasi faktor-faktor yang harus diperhatikan, mengembangkan metode pengukuran mutu, mengembangkan standar, dan mengembangkan alat pengendalian mutu.
  3. Peningkatan Kualitas, pada tahap ini dilakukan tindakan yang diperlukan bila terjadi ketidaksesuaian antara kondisi standar dan kondisi aktual di lapangan. Tindakan ini bisa berupa penyesuaian ataupun perbaikan.

Metode Pengendalian Mutu

  1. Pemeriksaan Dan Pengkajian, pemeriksaan dan pengkajian dilakukan terhadap gambar konsruksi proyek, rancangan pembelian peralatan dan perlengkapan, model proyek dan perhitungan desain.
  2. Inspeksi dan Pemeriksaan Peralatan, melakukan pemeriksaan dan melkaukan uji coba untuk memastikan peralatan yang digunakan dalam proyek bisa berfungsi dengan baik.
  3. Melakukan Pengujian Dengan Sampling, pengujian dengan sampling dapat dilakukan untuk memastikan kualitas material sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Dokumen-Dokumen Pengendalian Mutu

  1. Spefisikasi Teknis berisiskan uraian yang disusun dengan lengkap dan jelas mengenai suatu proyek yang hendak dikerjakan sehingga bisa mencapai harapan semua pihak yang terlibat di dalamnya.
  2. Gambar Kerja, merupakan gambar acuan yang dpakai untuk mewujudkan ide rancangan ke dalam bentuk fisik. Gambar kerja yang benar-benar akurat dan detail akan sangat membantu mewujudkan sebuah proyek dengan tepat.
  3. Rencana Mutu Kontrak, merupakan pedoman jaminan mutu dalam pelaksanaan sebuah proyek.  Dokumen ini digunakan untuk memastikan bahwa hasil akhir proyek sesuai dengan syarat-syarat teknis yang dicantumkan dan telah disepakati di dalam kontrak.  Dokumen ini memang secara khusus dibuat untuk menentukan arah pengendalian proses pelaksanaan proyek sehingga didapat proyek yang berkualitas  sesuai dengan harapan.

Total Quality Management

Dari ketiga kata yang dimilikinya, definisi TQM adalah:

“sistem manajemen yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dengan kegiatan yang diupayakan benar sekali (right first time), melalui perbaikan berkesinambungan (continous improvement)dan memotivasi karyawan“ (Kid Sadgrove,1995)

TQM atau Total Quality Management adalah strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi. Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah “suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat.“

Mendefinisikan mutu / kualitas memerlukan pandangan yang komprehensif. Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yakni :

  • Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
  • Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
  • Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain).
  • Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Lima Pilar TQM

Lebih lanjut Bill Creech, 1996, menyatakan bahwa prinsip-prinsip dalam sistem TQM harus dibangun atas dasar 5 pilar sistem yaitu;

  1. Produk
  2. Proses
  3. Organisasi
  4. Pemimpin
  5. Komitmen

Unsur-unsur Utama TQM

  1. Fokus pada pelanggan,
  2. Obsesi terhadap kualitas.
  3. Pendekatan ilmiah.
  4. Komitmen jangka panjang.
  5. Kerja sama tim.
  6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan.
  7. Pendidikan dan pelatihan.
  8. Kebebasan yang terkendali.
  9. Kesatuan tujuan.
  10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

Prinsip-prinsip TQM

  1. Kepuasan Pelanggan
  2. Respek terhadap Setiap Orang
  3. Manajemen Berdasarkan Fakta
  4. Perbaikan Terus-menerus

Siklus Continous Improvement

Manfaat TQM

TQM sangat bermanfaat baik bagi pelanggan, institusi, maupun bagi staf organisasi.

Manfaat TQM bagi Pelanggan

  1. Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.
  2. Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.
  3. Kepuasan pelanggan terjamin.

Manfaat TQM bagi Institusi

  1. Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan
  2. Staf lebih termotivasi
  3. Produktifitas meningkat
  4. Biaya turun
  5. Produk cacat berkurang
  6. Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat.

Manfaat TQM bagi Staf Organisasi

  1. Pemberdayaan
  2. Lebih terlatih dan berkemampuan
  3. Lebih dihargai dan diakui

Manfaat TQM bagi Institusi di Masa Mendatang.

  1. Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar pengikut (follower)
  2. Membantu terciptanya tim work
  3. Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan
  4. Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan
  5. Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah

Karakteristik Utama TQM

  1. Selalu fokus pada pelanggan
  2. Perhatian pada kegiatan pengembangan secara berkelanjutan
  3. Fokus pada proses
  4. Pengembangan mutu pada keseluruhan organisasi
  5. Pengukuran yang akurat
  6. Pemberdayaan sumber daya manusia

Persyaratan Implementasi TQM

Agar implementasi program TQM berjalan sesuai dengan yang diharapkan diperlukan persyaratan sebagai berikut:

  1. Komitmen yang tinggi (dukungan penuh) dari menejemen puncak.
  2. Mengalokasikan waktu secara penuh untuk program TQM
  3. Menyiapkan dana dan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas
  4. Memilih koordinator (fasilitator) program TQM
  5. Melakukan banchmarking pada perusahaan lain yang menerapkan TQM
  6. Merumuskan nilai (value), visi (vision) dan misi (mission)
  7. Mempersiapkan mental untuk menghadapi berbagai bentuk hambatan
  8. Merencanakan mutasi program TQM.

Sistem Manajemen Mutu

Sistem Manajemen Mutu (SMM) (bahasa inggris: Quality Management SystemQMS) adalah kemampuan suatu organisasi dalam menjaga kualitas mutu dari jasa atau barang yang dilayankan. Salah satu SMM yang sangat populer dan mungkin paling banyak diterapkan di seluruh dunia adalah SMM yang dikeluarkan oleh Organisasi Standar Internasional (International Standard Organization, ISO). ISO menetapkan standar untuk SMM dengan seri 9000, sehingga dikenal dengan sebutan ISO 9000.

ISO 9000 diperkenalkan pada tahun 1987, berisi dasar-dasar sistem manajemen kualitas dan spesifikasi terminologi dari SMM. ISO 9000:1987 kemudian direvisi menjadi 9000:1994 (tahun 1994). Pada 2000 diperkenalkan ISO 9001:2000 yang berisi persyaratan-persyaratan SMM (QMS Requirements). Versi 2000 tersebut pada 2008 direvisi menjadi ISO 9001:2008.

Varian dari ISO 9000/9001 adalah ISO 9002, 9003, dan 9004. Namun, yang paling populer adalah ISO 9001. Jika suatu perusahaan sudah memiliki sertifikasi ISO 9001, maka dapat dikatakan bahwa jasa atau barang yang dilayankan perusahaan tersebut sudah pasti memiliki mutu yang terjamin

Perbedaan Prinsip manajemen Mutu ISO 9001: 2008 vs ISO 9001: 2015

Dari 8 Menjadi 7 Prinsip

Dengan di revisi nya sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 menjadi ISO 9001 : 2015 terjadi beberapa perubahan –perubahan yang cukup signifikan dan salah satunya adalah perubahan prinsip manajemen mutu dari 8 menjadi 7 prinsip manajemen mutu.

Diantaranya sebagai berikut

Pada ISO 9001:2008 prinsip manajemen mutu terdiri dari 8 prinsip diantaranya,

  1. Costumer Focus,
  2. Leadership,
  3. Involvement of People,
  4. Process Approach,
  5. System Approach to management,
  6. Continual Improvement,
  7. Factual Approach Decision Making,
  8. Mutual Benficial Suppliers Relationship.

Pada ISO 9001: 2015, Prinsip ke 4 dan ke 5 digabungkan menjadi satu, sehingga hanya ada 7 prinsip manajemen mutu.

Perbedaan Prinsip manajemen Mutu ISO 9001: 2008 vs ISO 9001: 2015

Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2015

  1. Customer Focus. fokus utama manajemen mutu adalah untuk memenuhi persyaratan pelanggan dan berjuang untuk melampaui harapan pelanggan
  2. Leader Ship, pemimpin dari semua tingkatan menetapkan serta menyatukan tujuan, arahan dan menciptakan kondisi dimana orang-orang terlibat dalam mencapai sasaran organisasi.
  3. Engagement of People, kompeten, mampu diberdayakan, dan keterlibatan orang-orang di semua tingkatan, adalah hal yang penting untuk menambah kapabilitas organisasi dalam menciptakan dan memberikan nilai.
  4. Process approach, hasil yang dapat diprediksi dan konsisten akan tercapai lebih efektif dan efisien jika aktifitas-aktifitas dapat dimengerti dan dikelola sebagai proses-proses yang saling berkaitan serta berfungsi sebagai suatu sistem yang utuh.
  5. Improvement, organisasi-organisasi yang sukses selalu fokus terhadap perbaikan.
  6. Evidence-Bassed decision making, pengambilan keputusan berdasarkan analisis dan evaluasi data dan informasi memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mencapai hasil yang diharapkan.
  7. Relationship Management, untuk mempertahankan kesuksesan, organisasi harus mengelola hubungannya dengan pihak-pihak yang berkepentingan diantaranya adalah para pemasoknya.

SUMBER:

ISO Quality Management Principles 2015

UsmanHusainiManajemenTeoriPraktikdan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

https://www.wikiapbn.org/sistem-manajemen-mutu

http://www.pakguru.id/2019/02/konsep-dasar-dan-prinsip-total-quality.html

https://ipqi.org/definisi-unsur-prinsip-manfaat-program-total-quality-management-tqm

https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_kualitas_total

MATERI 6 – PROJECT SCHEDULLING (PART II)

Nama                             : Tia Tiara

NPM                               : 0218123013

Perguruan Tinggi     : Universitas Widyatama

Fakultas / Jurusan    : Fakultas Bisnis dan Manajemen / Manajemen

Mata Kuliah                 : Manajemen Proyek

Dosen Pengampu    : Iis Rostiawati S.E., M.M

Materi 6                         : Project schedulling

MATERI 6

I. Ada beberapa cara menentukan durasi proyek:

  • Asumsikan jika setiap kegiatan selesai dengan normal
  • Evaluasi setiap kegiatan secara terpisah
  • Gunakan waktu yang konsisten
  • Menyimpan perkembangan jadwal

II. Hubungan antar aktivitas

  • Activity Relationship Chart(ARC) adalah digram yang digunakan untuk mendapatkan hubungan dari aktivitas-aktivitas tertentu, sehingga dapat ditentukan aktivitas yang harus berdekatan dan aktivitas yang harus berjauhan dalam suatu perancangan tata letak fasilitas.
  • Teknik ini dikemukakan oleh Richard Muthe yang mengatakan bahwa “Hubungan antar aktivitas ditunjukan dengan tingkat kepentingan hubungan antar aktivitas “. Hubungan ini digambarkan dengan lambang warna dan huruf. Lambang tersebut adalah sebagai berikut:
No Tingkat Kepentingan Kode Warna
1 Mutlak Penting A Merah
2 Penting Tertentu E Kuning
3 Penting I Hijau
4 Biasa O Biru
5 Tidak Penting U Putih
6 Tidak Diinginkan X Coklat

Untuk mempermudah penjelasan pada materi Activitrelationship chart, berikut terdapat contoh ARC pada suatu pabrik. Lokasi atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada pabrik tersebut adalah:

  • Gudang Bahan Baku,
  • Gudang Produk Jadi,
  • Departemen Pemotongan,
  • Departemen Perakitan,
  • Kantor,
  • Kantin,
  • Pembangkit Listrik
  • Penampungan Limbah.

maka ARC nya yaitu:

Kode Alasan
1 Urutan aliran bahan
2 Membutuhkan area yang sama
3 Intensitas hubungan dokumen
4 Debu dan bising
5 Bau dan kotor

C. Gantt Chart

adalah sejenis grafik batang (Bar Chart) yang digunakan untuk menunjukan tugas-tugas pada proyek serta jadwal dan waktu pelaksanaannya, seperti waktu dimulainya tugas tersebut dan juga batas waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas yang bersangkutan.

III. PERT

adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek (Setianingrum, 2011).

Bagan Jaringan Pada PERT

  • Panah (arrow) yang diggunakan untuk mewakili suatu kegiatan
  • Simpul atau (kode) digunakan untuk mewakili suatu kejadian

Contoh:

Keterangan:

  • Kegiatan A dan B merupakan kegiatan Pendahuluan
  • Kegiatan C dikerjakan setelah kegiatan A
  • Kegiatan D dikerjakan setelah kegiatan B
  • Kegiatan E dikerjakan setelah kegiatan C dan D

IV. Critical Path Method (CPM)

adalah teknik menganalisis jaringan kegiatan/aktivitas-aktivitas ketika menjalankan proyek dalam rangka memprediksi durasi total. Critical path sebuah proyek adalah deretan aktivitas yang menentukan waktu tercepat yang mungkin agar proyek dapat diselesaikan. Critical path adalah jalur terpanjang dalam network diagram dan mempunyai kesalahan paling sedikit.

Asumsi Dasar dalam menghitung critical path method

  • Proyek hanya memiliki satu initial event (start) dan satu terminal event (finish).
  • Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol.
  • Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah LS = ES

V. Mengatasi konflik penjadwalan

Penjadwalan dalam pengertian proyek konstruksi merupakan perangkat untuk menentukan aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek dalam urutan serta kerangka waktu tertentu, dalam mana setiap aktivitas harus dilaksanakan agar proyek selesai tepat waktu dengan biaya yang ekonomis (Callahan, 1992).

Fungsi Penjadwalan Waktu Proyek

  • Menentukan durasi total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
  • Menentukan waktu pelaksanaan setiap kegiatan.
  • Menentukan kegiatan yang tidak boleh terlambat atau tertunda pelaksanaannya (kegiatan kritis) dan jalur kritis.
  • Menentukan kemajuan pelaksanaan proyek.

Contoh Konflik Pada Konstruksi Gedung dan Cara Mengatasinya

Suatu hasil penelitian yang dilakukan oleh Aderiani, Sutjipto, dan Joko dengan judul penelitian ”Identifikasi konflik yang terjadi pada pelaksanaan proyek gedung” telah menghasilkan beberapa jenis konflik yang berpotensi terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung.

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat empat jenis konflik yang berpotensi terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung, yaitu:

  • konflik akibat faktor organisasi,
  • konflik akibat faktor teknis,
  • konflik akibat faktor sumber daya, dan
  • konflik akibat faktor jadwal.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Sumber Internet:

http://41115120046.blog.mercubuana.ac.id/2016/10/08/10/

https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-gantt-chart-cara-membuat-gantt-chart/

https://fairuzelsaid.wordpress.com/2009/11/24/anaslisis-sistem-informasi-gantt-chart/

https://www.scribd.com/doc/82406087/Definisi-Gantt-Chart

http://roda-ilmu.blogspot.com/2018/04/perancangan-tata-letak-fasilitas-materi_8.html

https://ghaleebmumtaz.wordpress.com/2015/03/26/membuat-activity-relationship-chart/

https://fairuzelsaid.wordpress.com/2009/10/26/pasi-teknik-penjawalan-proyek-menggunakan-pert-program-evaluation-and-review-technique/

https://ipqi.org/pengertian-cpm-dan-pert/

https://slideplayer.info/slide/12211289/

http://web.ipb.ac.id/~erizal/manpro/perencanaan%20pengendalian%20proyek.pdf

https://manajemenproyekindonesia.com/?p=848

Sumber Jurnal:

Walean, DM, dkk 2012. Perencanaan Dan PengendalianJadwalDenganMenggunakan Program Microsoft Project 2010 (StudiKasus: Proyek PT. TrakindoUtama). JurnalSipilStatik. 1(1):22-26.

Walean, DM, dkk 2012. Perencanaan Dan PengendalianJadwalDenganMenggunakan Program Microsoft Project 2010 (StudiKasus: Proyek PT. TrakindoUtama). JurnalSipilStatik. 1(1):22-26.

Alwi, MA, Syahrizal.2017. AnalisisPenerapanSistemPenjadwalan CPM, PERT, Dan LOB PadaPenjadwalanProyek (StudiKasus : Pembangunan Gedung Kantor PT. JasaAsuransi Indonesia – PematangSiantar).JurnalTeknikSipil Usu. 6(1).

MATERI 5 – PROJECT SCHEDULLING

Nama                             : Tia Tiara

NPM                               : 0218123013

Perguruan Tinggi     : Universitas Widyatama

Fakultas / Jurusan    : Fakultas Bisnis dan Manajemen / Manajemen

Mata Kuliah                 : Manajemen Proyek

Dosen Pengampu    : Iis Rostiawati S.E., M.M

Materi 5                        : Project Schedulling

 

MATERI 5

Semakin maju peradaban manusia, semakin cangih dan kompleks proyek yang dikerjakan dengan melibatkan pengguna sumberdaya dalam bentuk tenaga manusia, material dan dana yang jumlahnya bertambah besar. Diiringi pula dengan semakin ketat kompetisi penyelenggaraan proyek untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga dibutuhkan cara pengelolaan, metoda serta teknik yang paling baik sehingga pengunaan sumber daya benar-benar efektif dan efisien sehingga dibutuhkan manajemen proyek.

Estimasi Durasi Produk

Ada beberapa cara menentukan durasi proyek:

  • Asumsikan jika setiap kegiatan selesai dengan normal
  • Evaluasi setiap kegiatan secara terpisah
  • Gunakan waktu yang konsisten
  • Menyimpan perkembangan jadwal

Perhitungan durasi proyek yang sebenarnya

  • Metode produktifitas pekerja per-jam : Cara perhitungan yang biasa dipakai dengan mengalikan produktifitas pekerja dengan volume pekerjaan. Didapatkan total jam kerja. Lalu total jam kerja dibagi oleh jam kerja per hari. Biasanya jam kerja harian berlangsung 8 jam. Didapatkan total hari kerja.
  • Metode produktifitas pekerja per hari : Cara perhtungannya pun tidak jauh beda. Dengan membagi voume pekerjaan dengan produktifitas harian pekerja, maka didapat total hari kerja.
  • Penyesuaian dengan kalkulasi durasi : Kita juga harus mempelajari banyak hal yang sudah berlangsung di proyek. Seperti evaluasi kurva-S, mengevaluasi target subkontraktor atau para pekerja, dan menerapkan hasil evaluasi tersebut untuk mencapai target yang diinginkan.

Hubungan antar aktivitas

  • Activity Relationship Chart(ARC) adalah digram yang digunakan untuk mendapatkan hubungan dari aktivitas-aktivitas tertentu, sehingga dapat ditentukan aktivitas yang harus berdekatan dan aktivitas yang harus berjauhan dalam suatu perancangan tata letak fasilitas.
  • Teknik ini dikemukakan oleh Richard Muthe yang mengatakan bahwa “Hubungan antar aktivitas ditunjukan dengan tingkat kepentingan hubungan antar aktivitas “. Hubungan ini digambarkan dengan lambang warna dan huruf. Lambang tersebut adalah sebagai berikut:
No Tingkat Kepentingan Kode Warna
1 Mutlak Penting A Merah
2 Penting Tertentu E Kuning
3 Penting I Hijau
4 Biasa O Biru
5 Tidak Penting U Putih
6 Tidak Diinginkan X Coklat

Untuk mempermudah penjelasan pada materi Activitrelationship chart, berikut terdapat contoh ARC pada suatu pabrik. Lokasi atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada pabrik tersebut adalah:

  • Gudang Bahan Baku,
  • Gudang Produk Jadi,
  • Departemen Pemotongan,
  • Departemen Perakitan,
  • Kantor,
  • Kantin,
  • Pembangkit Listrik
  • Penampungan Limbah.

Gantt Chart

adalah sejenis grafik batang (Bar Chart) yang digunakan untuk menunjukan tugas-tugas pada proyek serta jadwal dan waktu pelaksanaannya, seperti waktu dimulainya tugas tersebut dan juga batas waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas yang bersangkutan.

PERT

adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek (Setianingrum, 2011).

Bagan Jaringan Pada PERT

  • Panah (arrow) yang diggunakan untuk mewakili suatu kegiatan
  • Simpul atau (kode) digunakan untuk mewakili suatu kejadian

Critical Path Method (CPM)

adalah teknik menganalisis jaringan kegiatan/aktivitas-aktivitas ketika menjalankan proyek dalam rangka memprediksi durasi total. Critical path sebuah proyek adalah deretan aktivitas yang menentukan waktu tercepat yang mungkin agar proyek dapat diselesaikan. Critical path adalah jalur terpanjang dalam network diagram dan mempunyai kesalahan paling sedikit.

Mengatasi konflik penjadwalan

Penjadwalan dalam pengertian proyek konstruksi merupakan perangkat untuk menentukan aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek dalam urutan serta kerangka waktu tertentu, dalam mana setiap aktivitas harus dilaksanakan agar proyek selesai tepat waktu dengan biaya yang ekonomis (Callahan, 1992).

Fungsi Penjadwalan Waktu Proyek

  • Menentukan durasi total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
  • Menentukan waktu pelaksanaan setiap kegiatan.
  • Menentukan kegiatan yang tidak boleh terlambat atau tertunda pelaksanaannya (kegiatan kritis) dan jalur kritis.
  • Menentukan kemajuan pelaksanaan proyek.

 

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Internet:

http://41115120046.blog.mercubuana.ac.id/2016/10/08/10/

https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-gantt-chart-cara-membuat-gantt-chart/

https://fairuzelsaid.wordpress.com/2009/11/24/anaslisis-sistem-informasi-gantt-chart/

https://www.scribd.com/doc/82406087/Definisi-Gantt-Chart

http://roda-ilmu.blogspot.com/2018/04/perancangan-tata-letak-fasilitas-materi_8.html

https://ghaleebmumtaz.wordpress.com/2015/03/26/membuat-activity-relationship-chart/

https://fairuzelsaid.wordpress.com/2009/10/26/pasi-teknik-penjawalan-proyek-menggunakan-pert-program-evaluation-and-review-technique/

https://ipqi.org/pengertian-cpm-dan-pert/

https://slideplayer.info/slide/12211289/

http://web.ipb.ac.id/~erizal/manpro/perencanaan%20pengendalian%20proyek.pdf

https://manajemenproyekindonesia.com/?p=848

Sumber Jurnal:

Walean, DM, dkk 2012. Perencanaan Dan PengendalianJadwalDenganMenggunakan Program Microsoft Project 2010 (StudiKasus: Proyek PT. TrakindoUtama). JurnalSipilStatik. 1(1):22-26.

Walean, DM, dkk 2012. Perencanaan Dan PengendalianJadwalDenganMenggunakan Program Microsoft Project 2010 (StudiKasus: Proyek PT. TrakindoUtama). JurnalSipilStatik. 1(1):22-26.

Alwi, MA, Syahrizal.2017. AnalisisPenerapanSistemPenjadwalan CPM, PERT, Dan LOB PadaPenjadwalanProyek (StudiKasus : Pembangunan Gedung Kantor PT. JasaAsuransi Indonesia – PematangSiantar).JurnalTeknikSipil Usu. 6(1).

 

MATERI 4 – HUMAN RESOURCES PROJECT MANAGEMENT, LRC (LINEAR RESPONSIBILITY CHART) DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

Nama                             : Tia Tiara

NPM                               : 0218123013

Perguruan Tinggi     : Universitas Widyatama

Fakultas / Jurusan    : Fakultas Bisnis dan Manajemen / Manajemen

Mata Kuliah                 : Manajemen Proyek

Dosen Pengampu    : Iis Rostiawati S.E., M.M

Materi 4                        : Human Resources Project Management, Lrc (Linear Responsibility Chart) Dan Produktivitas Tenaga Kerja

 

MATERI 4

Menurut A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.

Menurut kami, Project human resource management (Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Proyek) adalah proses mengorganisasikan dan  mengelola atau menempatkan orang-orang yang terlibat dalam proyek, sehingga orang tersebut dapat dimanfaatkan potensinya secara efektif dan efisien.

Tujuan MSDM

Menurut Sedarmayanti, penulis buku Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja (2009):

  1. Tujuan Sosial : bertanggung jawab secara sosial terhadap tantangan dan keperluan yang terjadi di masyarakat khususnya diruang lingkup organisasi dan mengurangi efek dampak negative atau merugikan yang akan muncul.
  1. Tujuan Organisasional : sasaran-sasaran formal yang disusun guna membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya.
  1. Tujuan Fungsional : Yaitu mempertahankan konstribusi dari sumber daya manusia ditiap departemen perusahaan yang dibutuhkan. Sumber daya tersebut dipelihara agar memberikan konstribusi yang optimal.
  2. Tujuan Individu Atau Tujuan Pribadi : Dalam organisasi juga harus diperhatikan oleh setiap manajer, terutama manajemen sumber daya manusia, dan harus diarahkan dengan tujuan organisasi secara keseluruhan (overall, organizational objectives).

Tahapan MSDM

  1. Perencanaan Sumber Daya Manusia : Mengidentifikasi dan mendokumentasikan peranan seseorang dalam proyek, tanggung jawabnya dan bagaimana cara kerja orang tersebut dengan orang-orang lain dalam proyek.
  2. Akuisisi Tim Proyek : Mendapatkan tim projek sesuai kebutuhan pada projek.
  3. Mengembangkan Tim Proyek : Meningkatkan kompetensi dan interaksi anggota tim proyek, baik secara individual maupu secara berkelompok untuk meningkatkan kinerja proyek.
  4. Mengelola Tim Proyek : Memantau kinerja tim proyek dengan memberikan masukan atau motivasi, solusi ataupun sekedar koordinasi dalam rangka meningkatkan kinerja proyek.

Kunci Dalam Pengelolaan MSDM Project

  1. Motivasi : suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.
  2. Pengaruh dan kekuasaan (power) : kemampuan potensial mempengaruhi perilaku untuk mendapatkan orang  melakukan hal yang dituju.
  3. Keefektifan : Meningkatkan efektivitas setiap sumber daya manusia didalam project.

Linear Responsibility Charts

LRC adalah suatu alat atau teknik untuk mengidentifikasi area fungsional, kegiatan utama, dan titik keputusan dimana ambiguitas atau konflik terjadi.

Sebuah Linear Responsibility Charts (LRC) atau dikenal sebagai Responsibility Assignment Matriks (RAM) adalah jenis khusus dari matriks yang digunakan dalam manajemen proyek, matriks ini juga menjelaskan apa dan siapa pekerjaan proyek.

Manfaat Responsibility Charts

  1. Membantu untuk mempermudah mengetahui peran dan tanggung jawab.
  2. Membantu untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan system kerja.
  3. Mengklarifikasi individu atau departemen dalam peran dan tanggung jawab.
  4. Mengidentifikasi akuntabilitas.
  5. Menghilangkan kesalahpahaman dan mendorong kerjasama tim.
  6. Mengurangi duplikasi usaha.
  7. Membantu untuk memudahkan komunikasi team.

Tujuan Responsibility Charts

  1. Mengidentifikasi individu serta tim dalam peran dan   hubungan timbal balik.
  2. Memahami serta menjelaskan peran masing-masing   sesuai dengan tujuan dan harapan.
  3. Meningkatkan akuntabilitas, delegasi, komunikasi dan kerjasama.

Produktivitas tenaga kerja

adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling strategik dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia (Siagian, 2002, p.2)

Fungsi Pengukuran Produktivitas Kerja

  • Pengukuran produktivitas kerja ini mempunyai peranan penting untuk mengetahui produktivitas kerja dari para karyawan sehingga dapat diketahui sejauh mana produktivitas yang dapat dicapai oleh karyawan.
  • Selain itu pengukuran produktivitas juga dapat digunakan sebagai pedoman bagi para manajer untuk meningkatkan produktivitas kerja sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja

Menurut Simanjuntak (dalam Sutrisno, 2009), ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi produktivitas kerja karyawan, yaitu:

  • Pelatihan Kerja
  • Mental dan kemampuan fisik karyawan
  • Hubungan antara atasan dan bawahan

 

Daftar Pustaka

A.F. Stoner. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Herzberg, Frederick. 2011. Herzberg?s Motivation-Hygiene Theory and Job Satisfaction in

Sedarmayanti.2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV

Mandar Maju.

Siagian, Sondang P. 2009. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : Rineka Cipta

Sutrisno, Edi. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Rivai, Veithzal. 2009.

Repository Dinus id, chapter 9 ( MSDM Projet)